0811 488 169

Kontak Kami Segera



Instagram

Gugus Tugas Papua Pengurus Pusat Pemuda Katolik Mendesak Penegakan Keadilan Untuk Yeremias Magai

Law Firm Aloysius Renwarin > Berita  > Gugus Tugas Papua Pengurus Pusat Pemuda Katolik Mendesak Penegakan Keadilan Untuk Yeremias Magai

Gugus Tugas Papua Pengurus Pusat Pemuda Katolik Mendesak Penegakan Keadilan Untuk Yeremias Magai

Pemudakatolik.or.id – Gugus Tugas Papua Pengurus Pusat Pemuda Katolik mendesak pihak berwenang untuk segera menindaklanjuti kasus kematian Yeremias Magai, yang diduga menjadi korban penyiksaan oleh anggota Polres Nabire.

Kematian Yeremias, seorang katekis di Stasi Kristus Raja Damai Nabire dan anggota Satuan Pamong Praja Pemda Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah, memicu keprihatinan mendalam di kalangan masyarakat, terutama pemuda Katolik.

“Kematian Yeremias adalah tragedi yang tidak boleh dibiarkan. Kami mendesak pemerintah dan aparat penegak hukum untuk melakukan investigasi yang transparan. Setiap pelanggaran hak asasi manusia harus diusut tuntas”,jelas Ketua Gugus Tugas Papua, Melkior NN Sitokdana, dalam pers rilis pada Sabtu (5/10/2024)
Melkior menegaskan bahwa penyiksaan yang terjadi merupakan pelanggaran hak asasi manusia yang serius.
“Kami tidak akan mundur dalam memperjuangkan keadilan. Kami akan terus mendorong organisasi hak asasi manusia untuk memastikan perhatian yang layak terhadap kasus ini”, katanya.
Ketua Pemuda Katolik Komda Papua Tengah, Tino Mote, juga mengungkapkan keprihatinan yang sama.
“Kasus ini menunjukkan adanya masalah sistemik dalam penegakan hukum di Papua. Polisi harus mendengarkan suara korban dan keluarganya”, katanya.
Tino menambahkan bahwa Pemuda Katolik siap bekerja sama dengan semua pihak untuk memastikan keadilan ditegakkan.
Yeremias ditangkap bersama rekannya, Ken Boga, pada 23 Agustus 2024, karena diduga terlibat dalam pembunuhan seorang satpam, Supriyono.
Namun, keluarga korban membantah keterlibatan mereka.
Yustinus Butu, kuasa hukum keluarga, menyatakan, “Kami ingin semua bukti diperiksa secara independen. Kami tidak terlibat dalam kejahatan yang dituduhkan”, katanya.
Ken Boga mengungkapkan pengalaman menyedihkan selama penahanan, “Kami dipukuli dengan tangan dan alat berat. Saya melihat Yeremias dipukuli hingga tewas”, ujarnya, dirinya menambahkan bahwa mereka dipaksa mengaku terlibat dalam pembunuhan yang tidak mereka lakukan.
Keluarga Yeremias berharap pihak berwenang memberikan klarifikasi mengenai kematian ini dan meminta pertemuan dengan Kapolres Nabire secara terbuka.
“Kami ingin mendengar penjelasan yang jelas. Hak kami sebagai keluarga telah dilanggar”, ungkap Yustinus.
Sebagai simbol tuntutan keadilan, keluarga sempat berencana membawa jenazah Yeremias ke Polres Nabire sebagai protes, tetapi membatalkan niat tersebut demi menjaga situasi tetap kondusif.
Mereka meletakkan pakaian dinas Yeremias di meja piket Polres sebagai bentuk protes terhadap perlakuan yang dialami.